English Club FH UMPalembang: Menembus Batas Bahasa, Menguatkan Jejak Global

Palembang — Suasana di ruang rapat kecil Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang (FH UMPalembang) sore itu terasa berbeda. Tidak ada diskusi hukum konvensional seperti biasanya. Di ruangan itu, sekelompok mahasiswa tengah melatih pronunciation, mendiskusikan artikel hukum internasional, dan berdebat dengan bahasa Inggris yang fasih. Inilah wajah baru pembelajaran hukum di kampus ini: English Club.

Bagi pimpinan fakultas, English Club bukan sekadar wadah belajar bahasa, melainkan langkah strategis menuju internasionalisasi. “Kami ingin mahasiswa Fakultas Hukum tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga mampu bersaing di panggung internasional. English Club ini menjadi gerbang awal menuju kelas internasional,” ujar H. Abdul Hamid Usman, S.H., M.H., Dekan FH UMPalembang.

Wakil Dekan I, Yudistira Rusydi, S.H., M.Hum., menambahkan bahwa keikutsertaan ini akan menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk aktif dalam kegiatan internasional, “Mahasiswa tidak hanya akan belajar bahasa Inggris, tetapi juga bagaimana menyampaikan ide hukum secara sistematis, ilmiah, dan berkelas dunia.”

Sementara itu, Wakil Dekan II Dr. Khalisah Hayyatudin, S.H., M.Hum., menyampaikan apresiasinya atas semangat para delegasi dan menekankan pentingnya aspek soft skills, “Kemampuan komunikasi dan jejaring internasional adalah kunci bagi generasi hukum masa depan. Kami mendukung penuh keberadaan English Club sebagai ruang pembinaan berkelanjutan.”

Dari ruang latihan ke jurnal internasional, bukti nyata keberhasilan program ini datang melangkah lebih cepat dari yang dibayangkan. Helena Zafira (Fakultas Hukum) dan Khairul Basyar (Fakultas Kedokteran) mempublikasikan jurnal internasional bereputasi SAGE Journals. Pencapaian ini lahir, di bawah naungan English Club membuka ruang kolaborasi lintas disiplin ilmu.

Artikel mereka berjudul “Integration of Law and Medicine in the Protection of Healthcare Workers: A Case Study of Intimidation against Doctors in the Management of Suspected Tuberculosis”  penelitian ini merupakan hasil kolaborasi bersama Kepala Kelompok Staff Medis Jantung dan Paru RS. Moh. Hoesin yaitu Dr. dr. Alexander Edo Tondas, Sp.JP(K)-FIHA, FICA, FAPSC yang turut memberikan kontribusi akademik dan bimbingan substansial dalam penyusunan artikel ilmiah tersebut.

“Kami belajar bagaimana hukum dan kedokteran bisa berjalan beriringan. Awalnya tersara seperti tantangan baru, tapi juga menjadi tambahan untuk wawasan” ujar Helena mengenang proses risetnya. Sementara itu, Khairul menambahkan, kolaborasi lintas fakultas ini membuka perspektif baru. “Kami ingin hasil riset ini benar-benar punya dampak untuk perlindungan tenaga kesehatan di Indonesia,” tuturnya.

Menjadi bagian dari forum akademik dunia, English Club tidak berhenti di ruang pembinaan. Delegasi yang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum kini mewakili UMPalembang dalam The 7th Open Society Conference 2025 yang digelar oleh Universitas Terbuka pada 14 Oktober 2025. Konferensi bertema “Collaborative Digital Transformation for Social Inclusion: Innovations, Equity, and Global Lessons” ini dihadiri para akademisi dan peneliti dari berbagai negara. Delegasi bukan hanya “hadir” ia menjadi bagian dari percakapan global.

Tak lama sebelumnya, delegasi English Club juga tampil sebagai presenter dalam 2nd UiTM International Law Student Conference 2025 yang diselenggarakan Universiti Teknologi MARA secara daring.

Konferensi ini mengusung tema “Reimagining Legal Paradigms in Response to Global Challenge”, dengan menghadirkan peserta dari berbagai negara. Dalam forum paralel, delegasi mahasiswa FH UMPalembang tampil menyampaikan gagasan hukum di hadapan audiens internasional. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata English Club dalam membangun jejaring akademik global dan melatih keberanian mahasiswa berbicara di forum internasional.

Salah satu delegasi, Aqqila Farrij Ramadhan, mengungkapkan kebanggaannya dapat ikut serta dalam forum internasional tersebut. “Ini pengalaman pertama saya berbicara dalam forum internasional. Awalnya gugup, tapi dukungan dari tim English Club membuat saya percaya diri. Kegiatan seperti ini membuka wawasan kami tentang bagaimana hukum dibahas di tingkat global,” ujarnya.

Kolaborasi dan jejak multidisipliner, kiprah mahasiswa hukum ini juga mewarnai International Conference Lampung 2025. Dalam forum tersebut, Tiara Sahda dan Arisandy Permana Paza menyajikan topik “Dari Perspektif KUHP Baru: Kontradiksi antara Prinsip Relativisme dan Universitalitas Pidana.”

Mereka tampil bersama Dr. Heriyono Tardjono, S.H., M.Kn. (Co-Founder Citra Institute) dan Dr. Ardiana Hidayah, S.H., M.H. (Dekan FH Universitas Palembang), membuka ruang dialog multidisipliner tentang arah hukum pidana Indonesia.

Tak hanya itu, delegasi English Club juga menjadi peserta aktif dalam International Conference on Sustainable Humanistic Energy Transition and Economic Transformation, berdiskusi tentang transisi energi global dan tantangan hukum lintas sektor.

English Club turut berpartisipasi dalam International Conference bertajuk “Sustainable Humanistic Energy Transition and Economic Transformation.”

Dekan FH UMPalembang menyampaikan bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam forum internasional menjadi bukti nyata komitmen fakultas dalam mendukung penguatan kapasitas global mahasiswa. “Kami mendorong mahasiswa untuk aktif berpartisipasi di berbagai forum akademik internasional agar semakin siap menghadapi tantangan global,” ujarnya.

Kegiatan berskala internasional ini menjadi ruang akademik terbuka yang mempertemukan para akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai negara untuk membahas isu strategis terkait transisi energi berkeadilan dan transformasi ekonomi berkelanjutan. FH UMPalembang berharap keikutsertaan mahasiswa dalam konferensi internasional ini dapat memperluas wawasan, membangun jejaring global, serta memperkuat eksistensi kampus di tingkat internasional.

Karakter Akademik Internasional “English Club bukan sekadar program belajar bahasa,” tegas Dr. Serlika Aprita, S.H., M.H., Pembina English Club FH UMPalembang. “English Club adalah ruang pembentukan karakter akademik. Kami ingin mahasiswa punya keberanian bersuara di forum internasional, dengan bahasa dan argumen yang kuat.”

Menurutnya, program ini juga didesain sebagai ruang berlatih kepemimpinan akademik: mahasiswa tak hanya menjadi pendengar, tapi juga pembicara aktif dalam forum global dari seminar, konferensi, hingga publikasi ilmiah bereputasi.

Menuju fakultas hukum bertaraf global, dengan berbagai capaian tersebut, FH UMPalembang secara perlahan namun pasti sedang menapaki jalur internasionalisasi. English Club menjadi simpul strategis tempat mahasiswa belajar, tumbuh, dan mengukir jejak global. Di tengah derasnya arus globalisasi, bahasa Inggris bukan lagi sekadar kemampuan tambahan. Ia adalah tiket masuk ke meja perundingan internasional, ruang konferensi global, dan publikasi bereputasi. English Club FH UMPalembang membuktikan ketika bahasa dan ilmu hukum bertemu, batas negara tak lagi menjadi sekat. Yang ada hanyalah ruang luas untuk tumbuh dan bersuara